Rabu, 26 Desember 2012

Makalah tentang Instrumen Kesehatan



A.Pengertian Laboratorium Klinik
        Laboratorium klinik di sebut juga laboratorium medis, yaitu laboratorium dimana dilakukan berbagai macam tes pada specimen biologi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien.
       Pasien adalah seorang menerima perawatan medis karena menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkanya

B.PENGENALAN LABORATORIUM
       Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Sehingga memungkinkan dilakukannya kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium terdiri atas 6 macam :
·        Laboratorium Klinik / Kesehatan
·        Laboratorium Fisika
·        Laboratorium Kimia
·        Laboratorium Biokimia
·        Laboratorium Komputer
·        Laboratorium Bahasa

1.Laboratorium Klinik
       Laboratorium klinik disebut juga laboratorium medis, yaitu laboratorium dimana dilakukan berbagai macam tes pada specimen biologi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien.
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis karena menderita penyakit atau cidera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya.




1

2.Bagian-bagian Laboratorium klinik :

1.       Bagian Mikrobiologi
Aadalah bagian yang memeriksa specimen yang kemungkinan terinfeksi mikroba patogen.
2.       Bagian Parasitologi
Adalag bagian yang memeriksa dan mengamati bentuk-bentuk parasit yang menginfeksi manusia.
3.       Bagian Hematologi
Adalah bagian yang memeriksa keseluruhan darah manusia, meliputi sel darah, plasma dan selaput darah.
4.       Bagian Koagulasi
Adalah bagian yang memeriksa waktu pembekuan, waktu perdarahan, faktor-faktor koagulasi.
5.       Bagian Kimia Klinik
Adalah bagian yang memeriksa serum dalam darah.
6.       Bagian Toksikologi
Adalah bagian yang memeriksa obat farmasi, obat yang disalah gunakan dan toksin yang lain.
7.       Bagian imunologi.
Adalah bagian yang memeriksa antigen dan antibody.
8.       Imunohematologi/Bank Darah
Adalah bagian yang menyediakan komponen-komponen dalam darah yang digunakan untuk tranfusi.
9.       Bagian Serologi
Adalah bagian yang memeriksa bukti adanya penyakit, contoh hepatitis, HIV, Thypus.
10.   Bagian Urinalisis
Adalah bagian yang memeriksa urin.
11.   Bagian Histologi
Adalah bagian yang memeriksa jaringan padat yang diambil dari tubuh manusia dan memeriksanya dimikroskop.
12.   Bagian Sitologi
Adalah bagian yang memeriksa usapan sel untuk melihat adanya kanker atau kelainan lainnya.
13.   Bagian Virologi dan Analisis DNA
Adalah bagian yang memeriksa virus dan analisa DNA pada manusia.

2



C.PENGENALAN INSTRUMEN
      
       Instrumen adalah alat bantu yang memungkinkan kita untuk melakukan tugas yang melampaui batasan alamiah, contoh : otot manusia hanya mampu memindahkan barang maksimum 40kg. Untuk memindahkan barang yang beratnya berkuintal atau berton-ton maka ia membutuhkan instrumen misalnya forklif, traktor.


D.PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
      
       Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph.
Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan.
Pada kegiatan praktikum Biologi kita mengenai jenis praktikum dengan alat-alat, disamping sifatnya khusus untuk kegiatan yan bersangkutan. Berikut adalah diuraikan peralatan yang biasa dipergunakan pada beberapa laboraturium antara lain mikrobiologi, fisiologi, anatomy,dll yang dipergunakan dibanyak egiatan laboraturium lainnya.


3

E.ALAT-ALAT LABORATORIUM
           
1.Bahan Gelas (kaca)
        Bahan gelas mempunyai karakteristik khusus misalnya tahan panas yang ditandai dengan Pyrex, tanda dagang suatu perusahaan pembuatan alat-alat gelas. Selain itu
Bahan gelas seperti borosilikat dan soda lime merupakan bahan gelas yang mempunyai karakteristik tertentu. Gelas boroksilat mempunyai sifat tahan terhadap kenaikan suhu yang mendadak. Gelas soda lime dapat dipanasi pada api Bunsen tanpa menjadi kusam. Kedua macam bahan gelas tadi memiliki sifat tahan senyawa kimia, boroksilat sedikit kurang tahan terhadap senyawa alkali tetapi lebih tahan terhadap senyawa asam daripada bahan soda lime.

2.Bahan Plastik
       Bahan dari plastic dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian/kelompok tergantung dari bahan penyusunnya. Berikut adalah beberapa jenis plastik :
Termoplastik yaitu sifatnya mudah meleleh karena panas, mudah larut dalam beberapa zat organic seperti Xlal,ether dan chloroform.
PVC (Polyvinyl Klorida) yaitu lebih tahan panas terhadap zay kimia yang dikenal dengan nama pralon.
Plexiglass (perspex) yaitu bening seperti kaca, dapat digergaji atau dapat dibor,mudah disambung dengan perekat plastik,larut pada kloroform.
Bahan Porselen
Porselen sebagai bahan pembuat alat laboraturium mempunyai keunggulan tahan (resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat terbuat dari porselen biasanya diumpam (glazir)sehingga bahan porselen tidak terhembus sinar.


4

F.BAHAN-BAHAN LABORATURIUM

Berdasarkan sifat kimianya bahan-bahan kimia digolongkan menjadi :

1.Bahan Mudah Terbakar
       Bahan terbakar dapat berwujud gas, cair yang mudah menguap atau bahan padat yang dalam bentuk debu dapat meledak (terbakar) jika tercampur atau terdispersi dengan udara.
Cairan yang mudah terbakar memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Mudah menguap atau volatik
Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal
Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan jika dibandingkan dengan cairannya.
Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya sebanding dengan naiknya suhu.
Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit untuk mendeteksinya kecuali digunakan indicator gas yang mudah terbakar.
Sebahagian besar uap lebih berat daripada udara sehingga cenderung ada dipermukaan lantai
Uap cairan yang mudah terbakar mudah berdifusi sehingga seluruh mangan menjadi berbahaya.
Bahan- bahan kimia mudah terbakar dapat berupa :
Pelarut dan pereaksi Organik
Seperti Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen, Karbon difulfida, Etil Alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil Alkohol, Petroleum Eter, Isopropil Alkohol, Taluen,Xylen.
2.Bahan Anorganik
       Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, magnesium dan Zinkum (seng) dalam keadaan murni jangan gunakan pemadam berisi api tetapi gunakanlah serbuk pemada

5

Fosfor kuning, akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan dalam air dan control selalu permukaan airnya karena permukaan air akan menurut akibat penguapan.
Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air, simpan didalmminyak paraffin. Kontrol permukaan minyak paraffin tersebut. Berikut ini adalah beberapa contoh bahan diantaranya Natrium Clorida (garam dapur), Asam klorida, asam sulfat, Natrium hidroksida, Kalium hidroksida,dll.
3.Bahan Pengoksidasi
        Bahan –bahan ini dapat menimbulkan reaksi eksotermis yang sangat tinggi jika kontak langsung dengan bahan lain khususnya dengan bahan mudah terbakar.
Misalnya bahan-bahan pengoksidasi. Contoh : Chlorat,Perchlorat, Khlorin, Fluorin dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu) dikelompokkan menjadi bahan pengoksisdasi.
Bahan Mudah Meledak
Peroksida dalam bentuk murni sehingga menimbulkan ledakan tapi karena bahan ini umumnya tak tersedia kecuali di campurkan dengan bahan inert/netral dalam persentase kecil maka sering dianggap mudah terbakar .
Asam perchlorat (HCL4) berbahaya karena menimbulkan ledakan jika kontak dengan bahan organic . Asam perchlorat tak boleh digunakan diatas meja kayu, botol yang digunakan harus dari gelas dan jika tercemar harus segera dibuang.
Bahan Beracun (toksik)
Bahan beracun yang terhisap dapat mengakibatkan :
Asfiksi (kesulitan bernafas) dan menyebabkan defisiensi O2.
Misalnya : Nitrogen, Hidrogen dan CO2
Iritasi, yang dapat melukai saluran pernapasan dan paru paru
Misalnya : Ammonia, Hidrogen Klorida, glas Klor, gas bromine dan Hidrogen Sulfida serta uap logam berat seprti Air Raksa dan Timbal
Bahan bahan yang beracun lainnya adalah yaitu Alinin, Benzen, Bromin, chlorine, Hidrogen peroksida, Iodium, Asam Nitrat, Phenol Sulfur dioksida, logam-logam , Mercury perak ,timah dan sebagainya.

6


G.KESIMPULAN

       Pada umumnya alat alat yang ada di laboraturium menggunakan gelas (kaca) diantaranya memiliki sifat benin, tahan terhadap zat korosif, tahan panas dank eras tetapi rapuh , logam, plastik, porselen. Sedangkan bahan yang digunakan dalam laboraturium pada umumnya memiliki sifat mudah terbakar, memiliki sifat pengoksidasi, mudah meledak, beracun, dan sebagainya.
















7

Makalah tentang penggolongan darah


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetik yang di sumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya.
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen, genotif, resesif, dominan, alela, homozigot, heterozigot hendaknya sudah diketahui dan dipahami.
Ciri-ciri yang diamati (secara kolektif dan fenotif) suatu organisme dikendalikan oleh gen. Pada orgabnisme diploid setiap sifat fenotiof dikendalikan oleh setidak-tidaknya oleh satu pasang gen satu anggota pasangan tersebut diwariskan dari setiap induknya. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal seperti misalnya gen yang mengendalikan warna bniji pada ercis.
Suatu organisme dengan sepasang alel yang identik untuk sifat tertentu dikatakan bersifat homozigot terhadap alelnya, dan satu dengan alel yang berlainan disebut heterozigot. Pada heterozigot, satu alel dapat dinyatakan dengan menyatakan atau meniadakan yang lainnya (dominasi). Atau kedua-duanya alel itu dapat berpengaruh terhadap fenotipnya (kodomonasi/resesif).
Bila gamet–gamet (spora pada tumbuhan) terbentuk karena meiosis, pasangan–pasangan gen menjadi terpisah–pisah dan didistribusikan satu–satu kepada setiap gamet atau spora (Hukum Mendel tentang seregasi).
Mendel menemukan bahwa pewarisan satu pasangan gen sama sekali tidak bergantung pada pewarisan pasangan lainnya (Hukum pemilahan bebas). Beberapa sifat dikendalikan secara aditif oleh lebih dari satu pasang alel. Pewarisan poligenik atau faktor berganda sedemikian rupa merupakan kekhasan sifat, seperti contoh pada berat tubuh, yang cenderung beragam dalam suatu cara yang berkesinambungan dari suatu ekstrim kepada yang lain, dengan sebagian individunya mempunyai suatu fenotip diantara ekstrim-ekstrimnya.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui golongan darah seseorang yang diturunkan dari tetuanya.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki–laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan memberikan natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garam–garam ini menyingkirkan ion–ion kalsium dari darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah (Abbas, 1997).
Darah merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan pengikat yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi tersebut terdapat gen, dimana gen merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunannya (Subowo. 1992).
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan trombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ (Poejadi, 1994).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin. Dikenal 2 macam antigen yaitu α dan β, sedangkan zat antinya dibedakan sebagai anti A dan anti B. Antigen dan antibodi yang dikandung oleh darah seseorang dengan golongan darah tertentu adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Antigen dan Antibodi yang dikandung oleh darah seseorang
Golongan
Antigen
Zat anti
A
α
B
B
β
A
AB
-
A + B
O
α maupun β
-
Bila antigen α bertemu dengan anti A dalam darah seseorang maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan hal ini golongan darah penting sekali untuk diperhatikan, terutama dalam transfusi darah. Untuk menghindari jangan sampai terjadi penggumpalan, maka sebelum dilakukan transfusi darah, baik darah si pemberi (donor) maupun si penerima (resipien) harus diperiksa atau diketahui terlebih dahulu golongan darahnya (Kimball, 1990).
Golongan darah menurut system ABO, pada permulaan abad ini K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah kadang-kadang terjadi apabila sel darah merah seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan reaksi tadi maka Landsteiner membagi orang menjadi tiga golongan yaitu A, B, dan O. Golongan keempat yang jarang ditemui yaitu golongan darah AB telah ditemukan oleh dua orang mahasiswa Landsteiner yaitu A. V. Von Decastelo dan A. Sturli pada tahun 1902. Golongan darah menurut system MNSs, dalam tahun 1972 K. Landsteiner dan P. Levine menemukan antigen baru yang disebut antigen-M dan antigen-N. Dikatakan bahwa sel darah merah seseorang dapat mengandung salah satu atau kedua antigen tersebut. Golongan darah menurut sistem Rh, K. Landsteiner dan A. S. Wiener pada tahun 1940 menemukan antigen baru lagi yang dinamakan faktor Rh (singkatan dari kata Rhesus, ialah sejenis kera di India yang dulu banyak dipakai untuk penyelidikan darah orang). Golongan darah dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Golongan darah Rh positif (Rh+) ialah orang yang memiliki antigen Rh dalam eritrositnya sehingga waktu darahnya dites dengan anti serum yang mengandung anti Rh maka eritrositnya menggumpal, golongan darah Rh negatife (Rh-) ialah orang yang tidak memiliki antigen Rh di dalan eritrositnya, sehingga eritrositnya tidak menggumpal pada waktu dites (Suryo, 2001).
Menurut sistem A, B, O, ada 4 macam golongan darah, berdasarkan macam aglutinogennya. Keempat golongan darah itu ditentukan oleh 3 macam alela yang diberi simbol I ( isoaglutinogen): gen IA pembentuk aglutinogen A, gen IB pembentuk aglutinogen B, gen IO yang tidak dapat membentuk aglutinogen (Foster, 2002).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Desember 2007 pukul 08.00-10.00, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah objek glass, jarum franke atau blood lanset, tusuk gigi yang bersih dan kering, dan kaca pembesar atau mikroskop.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah darah manusia, serum anti A dan anti B, kapas dan alkohol 70 %.
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan objek glass dan memberi tanda untuk serum anti A dan serum anti B berdampingan.
2. Membersihkan bagian jari tangan yang akan ditusuk (diambil darahnya) dengan kapas beralkohol 70 %. Kemudian menusuk dengan blood lanset dan meneteskan pada masing-masing bagian objek glass tadi.
3. Menambahkan 2 tetes serum pada masing-masing tetes darah, yang satu dengan anti A dan yang lain dengan anti B. Kemudian mencampurkan/meratakan dengan baik hingga membentuk gambaran oval.
4. Mengamati dan menentukan golongan darahnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No
Golongan Darah
Anti B
Anti A
Keterangan
1.
A


Anti A:
Menggumpal
Anti B:
Tidak menggumpal
2.
B


Anti A:
Tidak menggumpal
Anti B:
Menggumpal
3.
AB


Anti A:
Menggumpal
Anti B:
Menggumpal
4.
O


Anti A:
Tidak menggumpal
Anti B:
Tidak menggumpal
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda dan golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Pada objek glass yang terdapat darah terlihat, setelah darah tersebut ditetesi anti A maka darah tidak mengalami penggumpalan dan setelah ditetesi anti B maka darah tersebut mengalami penggumpalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel darah yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah bergolongan B.
Apabila antigen a bertemu dengan anti A dalam darah seseorang, maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian. Hal ini berarti golongan darah orang tersebut adalah A.Apabila antigen b bertemu dengan anti B dalam darah seseorang, maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian. Hal ini berarti golongan darah orang tersebut adalah B.
Apabila dalam darah seseorang diberi zat anti A, maka akan terjadi penggumpalan. Begitu juga bila darah orang tersebut diberi zat anti B. Hal ini berarti golongan darah orang itu adalah AB. Apabila dalam darah seseorang diberi zat anti A dan zat anti B tidak mengalami penggumpalan, maka golongan darah orang tersebut adalah O. Berdasarkan hal ini, golongan darah penting sekali untuk diperhatikan, terutama dalam transfusi darah. Golongan darah seseorang harus diperiksa terlebih dahulu sebelum melakukan transfusi darah baik darah si pemberi (donor) maupun si penerima (resepien) untuk menghindari terjadinya penggumpalan atau aglutinasi.
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O. Serum adalah zat anti yang disebut sebagai antibodi atau agglutinin yang dihasilkan di dalam sel darahnya, sehingga yang disebut dengan anti serum adalah zat anti atau agglutinin yang tidak dihasilkan seseorang di dalam sel darahnya.



BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan sistem ABO, darah terbagi atas empat golongan, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.]
2. Golongan darah A, B, AB, dominan terhadap O. Golongan darah O muncul dalam keadaan resesif.
3. Golongan darah disebabkan oleh alel ganda.
4. Pengetahuan tentang golongan darah sangat penting untuk kebutuhan transfusi darah.
5. Golongan darah A mengandung antigen a dan zat anti B, golongan darah B mengandung antigen bdan zat anti A, golongan darah AB mengandung zat anti A + B dan golongan darah O mengandung antigen a maupun b.
5.2 Saran
Dalam hal ini, peranan asisten sangat diperlukan untuk memberikan penjelasan tentang golongan darah terutama menyangkut antigen dan zat anti yang terkandung di dalam darah, karena kebanyakan praktikan mengalami kesulitan dalam membedakan antara golongan darah yang satu dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, M. 1997. Biologi Cetakan KeTigaYudistira. Jakarta.
Foster, B. 2002. Buku Pelajaran Siap SPMB IPA. Ganesha Operation. Bandung.
Kimball, J. W. 1990. Biologi Jilid 1, 2, dan 3. Erlangga. Jakarta.
Krisdianto, dan kawan-kawan. 2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. FMIPA Universitas Lambung Mangkurat.Banjarbaru.
Poejadi, A. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Universitas Indonesia. Yogyakarta.
Subowo. 1992. Histologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta.
Suryo. 2001. Genetika Manusia Cetakan Kesembilan. UGM Press. Yogyakarta