Makalah Tentang Mikroskop
26 Desember 2012
_________________________________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah banyak ditemukan
alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan. Salah satu penemuan itu adalah
mikroskop. Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi.
Dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda-benda yang
sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (kurang dari 0.1
mm), misalnya bagian-bagian dari sebuah sel. Keterampilan menggunakan mikroskop
dapat membantu kita mengamati dan membandingkan struktur sel hewan denga sel
tumbuhan. Kemahiran dan ketelitian sipemakai dalam menggunakan mikroskop sangat
diperlukan. Hal dapat di dapat dicapai dengan mengenali baik-baik
bagian-bagiannya, fungsinya, serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin
ahli kita dalam menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil
pengamatan mikroskopis yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop.
Mikroskop sederhana yang biasa kita gunakan umumnya menggunakan cahaya dari
alam atau juga dapat menggunakan cahaya lampu sebagai sumber cahaya pengganti
matahari. Cahaya masuk kemudian dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun
cekung, cermin inilah yang akan mengarakan cahaya dari luar kedalam mikroskop.
Namun setiap mikroskop pada dasarnya terdiri atas bagian-bagian optik dan
bagian-bagian merkanik. Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran
dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkanberapa kali lebih
besar objeknya terlihat dibandingkan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan
ukuran kejelasan citra, yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan
masih dapat dibedakan sebagai dua buah titik.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari percobaan ini yaitu agar kita sebagai mahasiswa terampil
menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan
sederhana.
C. Manfaat
Adapun
manfaat dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa, masyarakat dan umum dapat
lebih mengenal tentang mikroskop dan mengetahui teknik penggunaan mikroskop
yang benar.
_________________________________________________________________________________
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah
ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang
memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664
Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang
pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop
amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632- 1723),
menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop
tersebut dia dapat melihat organisme sekecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003).
Kata
mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan scropos
yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop adalah
alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah
lensa objektif dan lensa okuler. Dalam mikroskop baik lensa objektif maupun
lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa
objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu,
tebalik dan diperbesar terhadap posisi benda mula- mula (Anonim, 2010).
Dua nilai
penting sebuah mikroskop adalah daya pembesaran dan penguraiannya, atau
resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat
dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan
citra; yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat
dibedakan sebagai dua titik berbeda dan terpisah (Campbell, 2000).
Mikroskop
yang menggunakan cahaya disebut mikroskop optik. Mikroskop optik dapat
dibedakanmenjadi mikroskop biologi atau monokuler dan mikroskop stereo atau
binokuler. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis dan trans
paran. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop
binokuler atau stereo digunakan un tuk pengamatan yang tidak terlalu besar,
transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah
dengan sinar alam atau lampu (Tim Pengajar, 2010).
Mikroskop
yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi adalah mikroskop monokuler
(latin : mono = satu, oculus = mata). Kebanyakan objek yang akan diamati dengan
menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki ukuran yang kecil atau tipis
sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan objek tersebut dapat
dibedakan karena beberapa bagian objek itu lebih banyak menyerap cahaya dari
pada bagian-bagian yang lain. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan
lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut perbesaran. Mikroskop
juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh
mata telanjang, hal ini disebut penguraian (Goldsten, 2004).
Semakin
tipis bahan yang diperiksa semakin jelas nahan yang diperoleh. Cahaya yang
dipantulkan dari suatu titik objek tidak dapat direkombinasi kagi untuk membuat
titik lain yang sebenarnya, tetapi hanya sebuah piringan cahaya. Daya
pembesaransebuah mikroskop, yaitu kemampuan untuk membeda- bedakan rincian
halus, adalah sebanding dengan medium yang ditransmisi. Cahaya mempunyai panjang
gelombang sekitar 0,5 mm dan daya pembesaran paling baik (meskipun menggunakan
cahaya dengan gelombang paling pendek) adalah sekitar 0,45 mm obyek yang
letaknya lebih dekat dari itu tidak akan diperbesar sebagai lebih dari satu
objek (Abercombie, 1933).
Dibalik
semua keunggulan dan kegunaannya, mikroskop juga memiliki kelemahan yaitu daya
pisah, bukan daya pembesaran. Daya pisah adalah kemampuan untuk membedakan dua
titik yang berdekatan sebagai titik yang jelas seta terpisah. Peningkatan
ukuran tanpa disertai gambar yang jelas tidak berarti banyak bagi seorang yang
menggunakan mikroskop. Ini berarti tidak ada gunanya mendapat gambar yang besar
tetapi kabur (W. lay. 1992).
_________________________________________________________________________________
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan
Tempat
Adapun waktu
dan tempat pelaksanaan praktikum ini :
a. Waktu
praktikum
Hari/tanggal
: jumat, 19 Nopember 2010
Waktu :
Pukul 01.30 sd.03.10 WITA
b. Tempat :
Laboratorium Biologi lantai III Timur FMIPA UNM.
B. Alat dan
Bahan
1. Alat
Adapun alat
yang digunakan dalam percobaan ini adalah yaitu :
1. Alat yang
disediakan oleh laboratorium
a. Mikroskop
biologi
b. Kotak
peralatan, berisi :
1. Kaca
benda
2. Kaca
penutup
3. Cawan
petri
4. Pinset
5. Pipet
tangan
2. Alat yang
disediakan oleh mahasiswa
a. Pisau
silet baru
b. Kain
planel baru
c. Lap katun
d. Buku
gambar dan pensil
e. Tusuk
gigi
2. Bahan
Adapun bahan
dari percobaan ini yaitu :
1. Bahan
yang disediakan oleh laboratorium
a. Air
suling
b. Kertas
saring atau kertas hisap
c. Kapas
atau kapuk
2. Bahan
yang disediakan oleh mahasiswa
a. Daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b. Daun waru
(Hibiscus liliaceus)
c. Daun labu
(Cucurbita moschata)
d. Bawang
merah (Allium cepa)
C. Prosedur
Kerja
1.
Menyiapkan Mikroskop
a.
Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat dihapan.
b.
Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel. Jangan sekali-kali menggosok
lensa dengan
kain.
c. Membuka
kotak peralatan, keluarkan cawan petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup.
Membersihkan
kain benda dengan kain katun atau kertas saring.
d. Di atas
meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, buku penuntun
dan catatan,
bahan-bahan
untuk praktikum. Menyingkirkan yang lainnya pada tempat lain yang sudah
disediakan.
2. Mengatur
Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus
2.1.
Memperhatikan keadaan ruang praktikum, darimana arah datangnya cahaya yang
lebih terang (dari
depan, kiri,
atau kanan) kemudian mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut dan
membuka
diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mengatur posisi
mikroskop
yang
memiliki kondensor mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk
mikroskop
tanpa
kondensor menggunakan cermin cekung.
2.2.
Mengatur posisi revolver sehingga objektif paling pendek menghadap ke meja
sediaan sampai
bunyi klik.
2.3.
Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau
tubus turun
maksimal.
2.4.
Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan (perlu
latihan) akan
nampak medan
bundar putih (medan pandang). Jika terangnya tidak merata, maka kita
menggerakkan
sedikit
cermin sampai terangnya rata. Kalau terlalu silau, kita mempersempit diafragma
atau lubang
pada
lempeng. Jika medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk, maka
kita
membuka
diafragma, pasang lubang lebih besar pada lempeng.
2.5.
Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan.
3. Cara
Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
3.1. Memutar
pengatur kasar atu makrometer ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif
dengan meja
sediaan
mengecil, kemudian sebaliknya. Apa yang terjadi? Mikroskop model lain yang
tubusnya miring
atau tidak
bisa naik turun, maka meja sediaan bergerak naik turun apabila memutar
makrometer dan
mikrometer.
3.2.
Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan sedemikian
rupa sehingga
bahan yang
diamati berada di tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling
sehingga
tidak
goyang.
3.3. Jarak
objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu longgar, maka
kita
memutar
makrometer untuk menurunkan tubus sambil melihat dari samping ujung objektif
mendekati
kaca benda
sampai maksimum 5-10 mm.
3.4.
Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer menaikkan tubus
perlahan-lahan.
Mengamati
medan pandang sampai muncul bayangan, kalau tubus telah terangkat setengah
putaran
makrometer
belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan, maka kita mengulangi langkah
3.3
kembali,
kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka kita meneropong terus sambil
memutar
mikrometer
naik atau turun sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.
3.5.
Memeriksa perbesaran lansa okuler dan objektif dan perbesaran bayangan
tersebut.
3.6.
Mengeluarkan preparat yang telah diamati.
4. Membuat
Preparat Sederhana
4.1.
Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan kemudian dipegang serata mungkin.
4.2.
Menetesi air jernih atau air suling satu tetes di tengah-tengah.
4.3.
Mencabut satu serat kapas atau kapuk dengan pinset dan meletakkannya di tengah
tetesan air.
Untuk bahan
daun waru, daun labu, dan daun kembang sepatu menggunakan silet untuk mengambil
bagian
epidermisnya, dan mengirisnya setipis mungkin. Sedangkan untuk bawang merah,
kita
mengirisnya
setipis mungkin setelah itu meletakkannya di preparat.
4.4. Tangan
yang sebelah memegang kaca penutup antara antara empu jari dengan telunjuk
dengan sisi
atau pinggir
yang berlawanan.
4.5.
Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat tetesan air dengan
kemiringan 45O
kemudian
dilepaskan sehingga tepat menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang
merembes di
tepi kaca
dengan kertas saring.
4.6.
Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamati seperti langkah 3.2,
3.3, 3.4, dan
3.5.
5. Mengganti
Perbesaran
5.1. Apabila
pengamatan sudah berhasil, 3.4 dan 3.5, bayangan yang nampak akan dibesarkan
lagi dan
jangan
menyentuh posisi preparat atau tubus.
5.2. Memutar
sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang (kuat) tegak lurus
pada meja
sediaan dan
bunyi klik (periksa perbesaran)
5.3.
Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar
dari
bayangan
yang diamati.
5.4. Jika
gagal menemukan bayangan yang lebih besar, kita menaikkan tubus dengan memutar
makrometer
berlawanan arah empu jari, memutar revolver kembali untuk menempatkan posisi
lensa
objektif
lemah (pendek) pada posisi semula tanpa mengubah posisi preparat kemudian
mengulang lagi
langkah 3.3,
3.4, 3.5 lanjut ke 5.1, 5.2, 5.3, sampai berhasil.
5.5.
Menaikkan tubus apabila akan mengamati bahan lain dan mengeluarkan preparat
yang sudah
diamati
kemudian membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
5.6. Membuat
sediaan baru sesuai langkah baru 4.1 sampai 4.6.
5.7. Pada
akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal berikut :
i. Preparat
tidak boleh tersimpan di atas meja sediaan tetapi kita harus mengeluarkannya.
ii.
Membersihkan preparat basah dengan kertas saring atau lap katun (kaca benda +
kaca penutup)
kemudian
menyimpannya dalam cawan petri dan memasukkannya ke dalam kotak perlengkapan.
iii.
Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel, menurunkan tubus serendah
mungkin.
iv.
Menyimpan mikroskop ke dalam kotak mikroskop.
v.
Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan lap katun dan disimpan
dalam kotaknya.
vi.
Menyimpan sendiri peralatan yang telah dibawa untuk kegiatan berikutnya.
vii.
Membuang sisa bahan yang tidak digunakan lagi di tempat sampah yang tersedia.
_________________________________________________________________________________
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
- Mikroskop
Biologi
Keterangan :
1. Okuler
2.
Makrometer
3.
Mikrometer
4. Lengan
5. Penggerak
mekanik
6. Sumbu
inklinasi
7. Pengatur
kondenser
8. Kaki
9. Cermin
10.
Diafragma
11.
Kondenser
12. Meja
sediaan
13.
Sengkeling
14. Lensa
objektif
15. Revolver
16. Tubus
a. Bawang
merah (Allium cepa)
b. Daun Waru
(Hibiscus liliaceus)
c. Daun Labu
(Cucurbita maschata)
d. Kembang
Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
B.
Pembahasan
Mikroskop
adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang berukuran
sangat
kecil.
Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih dari pada wujud sebenarnya
dan
mikroskop
membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata
telanjang.
Mikroskop
memiliki komponen-komponen dari kaca yang mudah rusak, berupa lensa-lensa dan
cermin.
Makanya kita harus menghindarkan perlakuan yang dapat membuat benturan dengan
komponen
tersebut.
Mikroskop
mempunyai komponen-komponen pendukung seperti :
1. Kaki
mikroskop, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
2. Tiang, tempat
bersendi lengan mikroskop, atau pegangan dengan sumbu inklinasi.
3. Lengan
atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
4. Cermin,
alat penangkap dan pamantul cahaya.
5. Pengatur
kondensor, bila diputar akan menaikkan atau menurunkan kondensor.
6.
Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke lubang meja
sediaan.
7.
Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, pengatur banyaknya cahaya yang
amasuk ke
kondensor.
8. Meja
sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
9.
Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass).
10.
Penggerak Mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
11. Lubang
meja sediaan, lubang di tengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya cahaya dari
kondensor
masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
12.
Makrometer, pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara
kasar.
13.
Mikrometer, pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara
halus.
14. Tubus
atau tabung okuler, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
15. Revolver
atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.
16. Lensa
objektif, yang berfungsi adalah yang menghadap tegak lurus pada meja sediaan,
menerima
bayangan
sediaan kemudian membesarkannya.
17. Lensa
okuler, yang diintip oleh mata pengamat, menerima bayangan dari objektif dan
membesarkannya.
Pada
percobaan ini kami hanya mengambil satu sampel bahan percobaan yaitu bawang
merah (Allium
cepa), dan
kami mengamati sampel tersebut dengan tiga macam perbesaran seperti yang
terlihat pada
gambar. Dari
gambar tersebut kita dapat melihat bahwa pada pembesaran lemah terlihat hanya
bagian
kecil dari
epidermis Allium cepa tersebut dan pola-pola epidermis Allium cepa masih kurang
jelas
pemisahannya.
Sedangkan pada pembesaran yang lebih kuat, kita bisa mengamati pola pemisahan
yang
lebih jelas
dan bagian-bagian dari epidermis Allium cepa tersebut terlihat lebih kompleks.
_________________________________________________________________________________
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mikroskop
merupakan alat bantu untuk melihat sesuatu yang berukuran sangat kecil (benda
renik).
2. Mahasiswa
mampu mengenali dan mengetahui bagian-bagian mikroskop biologi dan fungsinya
masing-masing,
serta mampu dan terampil menggunakan mikroskop biologi tersebut dengan cepat
dan aman untuk melihat sediaan sederhana
B. Saran
Adapun saran
dari percobaan ini adalah :
1.
Laboratorium: Sebaiknya alat-alat yang disediakan laboratorium diperhatikan,
sehingga praktikan
tidak
menggunakan alat yang kurang baik.
2. Asisten:
Sebaiknya asisten tidak meninggalkan praktikan saat percobaan berlangsung.
3.
Mahasiswa: Praktikum mikroskop ini harus diperhatikan dengan baik karena
mikroskop sangat
penting
dalam kegiatan biologi.
_________________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Abercombie,
M. I993. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.
Anonim.
2010. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/mikroskop. Diakses tanggal 19
Nopember 2010
Campbell,
N.A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarata: Erlangga.
Goldsten,
Philip. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. PT Ikrar Mandiri
Abadi. Jakarta.
Kusnada.
Dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: Jica.
Tim
Pengajar. 2010. Penuntun Praktikulum Biologi Dasar. Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Makassar.
W. Lay.
1992. Mikro biologi. Bogor: CV. Raja Wali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar